Menuju pertengahan tahun 2025, reksadana jenis pendapatan tetap (RDPT) tetap memiliki proyeksi yang menarik. Meskipun meningkatnya ketidakpastian pada kondisi ekonomi global.
Masalah konflik yang saat ini berlangsung di Timur Tengah dan juga masalah geopolitik lannya menimbulkan banyak ketidakpastian pada pasar global. Belum juga proyeksi inflasi global yang meningkat dan juga lonjakan harga komoditas.
Meskipun demikian, pasar obligasi tetap memiliki proyeksi yang menarik karena berbagai faktor.
Faktor Meningkatnya Potensi Instrumen Obligasi
Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan suku bunga. Bertujuan untuk mempertahankan stabilitas, terutama pada nilai tukar Rupiah dan tingkat inflasi, dan juga mendukung pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan tersebut membuat pasar obligasi tetap menarik. Dengan adanya penurunan tingkat suku bunga di Q2 2025 dan menguatnya nilai tukar Rupiah, kinerja pasar SBN jadi meningkat. Yield 10 Tahun diproyeksikan bergerak di kisaran 6,7% hingga 6,9%. Ujar analis dari PNM Investment Management.
Selain itu, instrumen obligasi juga lebih tahan fluktuasi ditengah ketidakpastian pasar global tersebut. Ketika pasar saham tertekan sentimen yang negatif karena adanya masalah geopolitik, insrumen obligasi tetap memberi tingkat imbal hasil yang menarik.

Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di PNM Sijago
Karena faktor-faktor dan kebijakan tersebut, reksadana yang berinstrumen obligasi memiliki potensi yang positif menuju pertengahan tahun 2025. Ini termasuk produk reksadana pendapatan tetap yang ditawarkan di PNM Sijago.
Per tanggal 19 Juni 2025, PNM Dana SBN II Kelas A mengalami peningkatan sebesar 7,04% dengan NAB tercatat IDR 1585,11. PNM Optima Bulanan juga memiliki performa yang signifikan, dengan peningkatan sebesar 0,89% (Belum memperhitungkan pembagian deviden yang dibayarkan) dengan NAB tercatat IDR 1013,17.
Sedangkan produk RDPT yang berbasis Syariah, PNM Amanah Syariah Kelas A mengalami peningkatan sebesar 4,48% dengan NAB tercatat IDR 2914,07.
Ketiga produk reksadana berinstrumen obligasi tersebut tetap melanjutkan tren peningkatan dari bulan April kemarin hingga sampai pertengahan tahun 2025. Meskipun kondisi geopolitik saat ini menimbulkan ketidakpastian, reksadana pendapatan tetap memiliki proyeksi yang menarik dan menjadi pilihan produk reksadana yang direkomendasikan saat ini…