Menentukan profil risiko merupakan proses yang wajib dilakukan oleh semua nasabah sebelum mulai investasi reksadana. Hal ini dikarenakan mengetahui profil risiko dapat meminimalisir risiko kerugian dalam berinvestasi untuk para investor.
Profil risiko didefinisikan sebagai profil nasabah saat menghadapi suatu risiko dalam melakukan investasi. Proses tersebut mencerminkan seberapa besar risiko yang dapat ditoleransikan investor dalam berinvestasi, dan juga membantu menentukan jenis instrumen reksadana yang sesuai dengan tujuan investasi dan kondisi keuangan investor.
Agar kalian para calon investor reksadana lebih memahami lagi mengenai faktor-faktor yang menentukan profil risiko, yuk baca artikel ini.
1. Tujuan Investor dalam Investasi Reksadana
Setiap investor tentunya memiliki targetnya masing-masing dalam berinvestasi reksadana. Dan setiap tujuan pastinya memiliki jangka waktu yang diperlukan untuk mencapai target tersebut yang bisa bervariasi seperti;
- Jangka pendek: Misalnya untuk dana darurat atau pembelian barang dalam waktu kurang dari 3 tahun.
- Jangka menengah: Seperti persiapan dana pendidikan anak atau pembelian rumah dalam 3–5 tahun.
- Jangka panjang: Misalnya untuk pensiun atau tujuan keuangan lainnya di atas 5 tahun.
Memahami tujuan investasi dianggap sebagai proses yang penting sebelum mulai berinvestasi reksadana. Karena faktor ini juga berpengaruh besar dalam menentukan profil risiko investor, dan tentunya pilihan produk reksadana yang sesuai.
2. Pengalaman dan Pengetahuan tentang Investasi Reksadana
Kedua faktor ini juga berkontribusi besar dalam menentukan profil risiko investor. Semakin paham dan berpengalaman dengan berinvestasi reksadana, semakin bersar kemungkinan investor dalam toleransi risiko yang tinggi. Sebaliknya, investor pemula dengan pemahaman minim tentang reksadana lebih cenderung memiliki sifat yang konservatif dan aman.
3. Usia dan Tahap Kehidupan Investor
Usia menjadi faktor penting dalam menentukan profil risiko. Semakin muda usia investor, semakin besar kemampuannya untuk menghadapi risiko tinggi. Hal ini dikarenakan investor yang muda memiliki waktu yang banyak untuk recover dari kerugian dalam berinvestasi.
Disamping itu, usia dan tahap kehidupan investor juga menentukan tujuan dan alasan dalam berinvestasi reksadana. Berikut adalah jenis-jenis tahap kehidupan dan tujuannya masing-masing;
- Usia muda (di bawah 35 tahun): Profil risiko cenderung lebih agresif karena tujuan jangka panjang dan waktu yang cukup untuk menghadapi fluktuasi pasar.
- Usia menengah (35-50 tahun): Pada usia ini, kombinasi antara keamanan dan pertumbuhan diperlukan.
- Usia di atas 50 tahun: Pada tahap ini, tujuan finansial lebih terfokus pada perlindungan aset daripada pertumbuhan agresif. Profil risiko cenderung konservatif.
4. Kondisi Keuangan dan Penghasilan Investor
Kondisi dan kemampuan finansial juga dapat menentukan profil risiko para investor reksadana.
Jika investor memiliki jumlah penghasilan yang signifikan dan memiliki cadangan keuangan yang kuat, investor tersebut akan lebih siap dalam menghadapi risiko yang besar. Sebaliknya, jika jumlah tabungannya masih minim dan/atau tidak memiliki jumlah penghasilan yang besar, profil risiko investor akan ditetapkan sebagai konservatif.
5. Evaluasi Toleransi Risiko untuk Investor
Faktor yang menentukan profil risiko investor dalam sifat personal adalah toleransi risiko untuk investor. Ini adalah tingkat kenyamanan investor dalam menghadapi fluktuasi pada nilai investasi reksadana. Ini bisa dinilai berdasarkan pengalaman setiap investor dengan risiko keuangan dan respon emosional terhadap kerugian.
- Konservatif: Jika Anda merasa cemas dengan penurunan kecil pada nilai investasi dan lebih memilih keamanan daripada keuntungan tinggi, maka Anda cenderung konservatif.
- Moderat: Jika Anda masih bisa menoleransi sedikit fluktuasi dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang lebih baik, Anda berada dalam kategori moderat.
- Agresif: Jika Anda nyaman dengan fluktuasi besar pada nilai investasi dan siap menghadapi risiko kerugian demi mendapatkan potensi imbal hasil tinggi, maka Anda termasuk investor agresif.
Produk Reksadana PNM Sijago yang Cocok Sesuai dengan Profil Risikonya
Secara umum, faktor-faktor tersebut memiliki 3 hasil profil risiko yang berbeda. Dan setiap tingkat profil risiko memiliki pilihan jenis reksadana yang tertentu. Berikut adalah pilihanya produk PNM Sijago yang sesuai untuk setiap tipe profil risiko;
- Profil Risiko Konservatif: Investor yang memiliki tingkat toleransi risiko yang rendah. Biasanya yang memiliki pengalaman atau pengetahuan investasi yang minim, dan rencana jangka waktu investasi yang pendek. Reksadana yang cocok adalah: PNM Dana Tunai, dan PNM Faaza.
- Profil Risiko Moderat: Investor yang lebih bertoleransi dalam mengambil risiko namun tetap sangat berhati-hati dalam menentukan pilihan investasinya. Mereka sudah memiliki pengetahuan dasar dalam berinvestasi dan ingin berinvestasi dalam jangka waktu yang menengah. Maka dari itu, jenis reksadana yang cocok adalah: PNM Optima Bulanan, PNM Dana SBN II kelas A dan PNM Amanah Syariah Kelas A.
- Profil Risiko Agresif: Investor yang berani mengambil risiko yang tinggi demi memaksimalkan imbal hasil. Mereka sudah memiliki pengetahuan maksimal dan pengalaman besar dalam berinvestasi, dan memiliki tujuan investasi dengan jangka waktu yang panjang. Jenis reksadana yang cocok adalah: PNM Indeks Infobank15.
Kesimpulan dalam Menentukan Profil Risko
Menentukan profil risiko akan memungkinkan calon investor untuk mendapatkan arahan dalam pemilihan produk investasi reksadana yang sesuai dengan tingkat toleransi risikonya.
Dengan memahami faktor-faktor profil risiko tersebut, investor dapat mencerminkan tujuan investasinya, kondisi keuangan, dan prefrensi toleransi risikonya. Sehingga dapat mengetahui jenis produk reksadana, dan strategi investasi mana yang paling cocok untuk diinvestasikan setiap investor.
Yuk sobat cerdas, tentukan profil risiko dan pililah produk reksadana yang paling cocok di PNM Sijago…