Selain punya stempel sebagai generasi cerdas, ternyata anak jaman now dinilai sebagai generasi yang buruk dalam mengatur keuangan. Gaya hidup yang lebih konsumtif membuat mereka mudah terjebak hutang.
Tentu saja, kita masih ingat kasus yang sempat viral. Banyak mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri terjerat pada pinjaman online (pinjol) dengan nilai miliaran rupiah.
Fenomena ini juga sejalan dengan hasil survei NielsenIQ baru-baru ini. Terlihat bahwa hampir separo (43%) responden punya pinjaman dalam waktu satu tahun terakhir.
Apalagi lebih mengkhawatirkan lagi, utang tersebut dipakai untuk memenuhi keinginan dan gaya hidup seperti suka belanja, membeli barang branded. Mereka masih sulit membedakan barang kebutuhan (need) dan barang keinginan (want).
Itulah sebabnya kenapa banyak anak muda memiliki masalah kondisi keuangan yang kurang sehat. Bila hal ini terus dibiarkan, generasi jaman now menghadapi risiko finansial di masa depan.
Nah, kalian Sobat Cerdas masuk dalam tim ini? Kalau iya, berarti kamu butuh skill perencanaan keuangan. Yuk simak tips Cara Memperbaiki Keuangan bagi Milenial dengan 5 langkah mudah financial planning!
5 Langkah Perencanaan Keuangan
Langkah 1: Menentukan Tujuan Keuangan
Menyimpan uang gajian atau penghasilan bulanan tuh pastinya tidak hanya disimpan saja kan? Kalian tentunya memiliki target atau tujuan dalam keuangan. Kalau dilihat dari orientasi waktu, tujuan keuangan bisa jangka pendek, menengah atau panjang sesuai dengan proyeksi keinginan.
Misalnya, tujuan keuangan berupa liburan keluar negeri atau memiliki rumah dan lainnya. Tujuan keuangan ini diikuti dengan target kapan waktu untuk mencapai atau mewujudkan tujuan itu.
Oleh karena itu, memiliki dan menentukan tujuan keuangan yang jelas akan membantu kamu lebih mudah membuat rencana keuangan. Selain itu, langkah menentukan tujuan keuangan ini perlu dilakukan karena kamu pastinya memiliki tujuan dan kebutuhan keuangan lainnya.
Langkah 2: Membuat Bujet Keuangan
Dari adanya tujuan keuangan yang sudah ditargetkan, rencana keuangan dilakukan dengan membagi skema keuangan ke dalam pos-pos anggaran. Membuat anggaran atau budgeting merupakan langkah sangat penting. Cara budgeting juga menjadi strategi yang paling efektif dalam mengelola keuangan sehari-hari maupun perencanaan keuangan.
Dalam ilmu financial planning, banyak metode atau skema budgeting. Namun, skema yang paling umum dan dinilai bisa efektif diterapkan adalah metode 50:30:20.
Artinya, dari total penghasilan dalam sebulan sekitar 50% dari gaji untuk kebutuhan biaya hidup sehari-hari, sekitar 30% untuk kebutuhan self reward dan 20% untuk kebutuhan finansial seperti tabungan dan investasi.
Perlu diingat ya metode ini bersifat dinamis. Kamu bisa memakai metode tersebut sebagai awal mulanya, tapi berikutnya bisa mengubah porposi sesuai kebutuhan. Misalnya, pos anggaran untuk tabungan dan investasi ditingkatkan secara bertahap dari 20% menjadi 25% lalu 30% pada bulan-bulan berikutnya.
Hal ini menyusul dengan adanya kebutuhan untuk memperkuat dana cadangan berupa Dana Darurat. Memiliki Dana Darurat yang lebih kuat akan meningkatkan kenyamanan kamu menghadapi risiko-risiko yang terjadi seketika dan keperluan yang sifatnya mendesak atau di luar prediksi.
Karena sifatnya bisa dipakai mendesak, Dana Darurat biasanya ditempatkan dalam bentuk tabungan. Namun perlu kamu ketahui bahwa Dana Darurat saat ini juga bisa dan sebaiknya ditempatkan dalam bentuk nabung reksadana pasar uang.
Selain memiliki likuiditas tinggi atau cepat dicairkan, Dana Darurat yang disimpan di reksadana pasar uang akan memiliki imbal hasil yang lebih optimal. Misalnya di PNM Sijago ada produk PNM Dana Tunai yaitu reksadana jenis pasar uang yang memiliki tingkat return lebih tinggi dibandingkan indeks acuannya.
Langkah 3: Memonitor Posisi Keuangan secara Berkala
Pada langkah ketiga cara memperbaiki keuangan bagi milenial ini, kamu perlu melakukan monitor dan review terhadap posisi keuangan. Hal ini penting untuk selalu menjaga kondisi keuangan tetap stabil.
Terutama, kamu harus selalu mengecek jumlah selisih antara nilai penghasilan dan pengeluaran pada periode tertentu, khususnya pada akhir bulan. Dengan melakukan monitoring dan review secara berkala, kamu akan mengetahui apakah jumlah pengeluaran masih terkendali atau sudah over dibandingkan nilai penghasilannya.
Misalnya sampai minggu ketiga posisi pengeluaran sudah mendekati plafon, maka kamu akan lebih berhati-hati atau mengerem belanja. Bila hal ini tidak dilakukan, kamu akan mudah memakai uang yang ada di tabungan atau bahkan mencari pinjaman.
Langkah 4: Rutin Berinvestasi
Pada langkah kedua di atas, sudah disinggung perlu adanya anggaran untuk investasi. Bahkan, pos anggaran untuk investasi sebaiknya ditingkatkan ketika ada penghasilan tambahan.
Pentingnya investasi bukan hanya dimaksudkan untuk memenuhi tujuan keuangan jangka menengah panjang. Investasi saat ini juga bisa ditujukan sebagai tambahan penghasilan secara pasif (passive income).
Dengan adanya tambahan penghasilan, hal ini akan lebih memudahkan kamu membuat financial planning. Itulah sebabnya kenapa kamu perlu melakukan investasi secara rutin dan disiplin.
Investasi bisa dilakukan dalam berbagai macam bentuk instrumen. Ada investasi sektor riil berupa barang seperti properti, emas. Ada juga investasi di instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan lainnya.
Namun bagi kamu yang masih bekerja atau tidak memiliki waktu dan kemampuan untuk berinvestasi di instrumen keuangan, kamu sebaiknya pilih investasi reksadana. Pasalnya, dana investasi di reksadana akan dikelola oleh pihak yang lebih profesional yaitu perusahaan manajer investasi.
Selain itu, investasi reksadana memungkinkan kamu bisa memilih sesuai dengan profil risiko kamu. Bila kamu tidak suka dengan risiko alias profil risiko rendah, kamu bisa memilih reksadana jenis pasar uang. Begitu pula kalau profil risiko tinggi, kamu bisa menempatkan dana investasi di reksadana jenis saham.
Nah, bila kamu tidak mau pusing dan bingung pilih produk reksadana, ada baiknya kamu coba di PNM Sijago. Selain produk investasinya lebih lengkap dan terpilih, kamu bisa bertransaksi investasi lebih fleksibel waktu dan modalnya lewat aplikasi PNM Sijago.
BACA JUGA: Aplikasi Investasi yang Aman dan Terpercaya – PNM Sijago
Apalagi buat kamu yang sempat kena investasi bodong, investasi reksadana di PNM Sijago bisa menjadi pilihan yang aman. Pasalnya, PNM Sijago dimiliki PNM Investment Management, perusahaan investasi resmi diawasi oleh OJK dan afiliasi BUMN.
Menariknya lagi, di PNM Sijago ada fitur Goal Planner. Di sini, kamu juga bisa membuat financial planning dengan mudah dan cepat. Sehingga, investasi reksadana di PNM Sijago lebih dari sekedar cuan. Kamu juga bisa terbantu melakukan investasi cerdas.
Langkah 5: Melakukan Evaluasi Hasil Rencana Keuangan
Setelah memutuskan strategi keuangan, kamu juga perlu melakukan langkah evaluasi terhadap proses dan hasilnya. Termasuk pula evaluasi terhadap kinerja investasi reksadana yang kamu miliki ya.
Langkah ini perlu dilakukan karena financial planning yang dibuat pada kenyataannya akan dipengaruhi oleh banyak faktor baik ekternal dan internal yang mungkin akan memberi dampak terhadap proses dan hasil perencanaan tersebut.
Misalnya saja ada kenaikan keperluan dana darurat. Bisa juga karena ada kenaikan harga barang yang disebabkan oleh inflasi. Bila terjadi demikian, investasi bisa menjadi senjata untuk melindungi upaya perencanaan keuangan kamu.
Makanya, yuk saatnya mulai sekarang kamu punya investasi reksadana! Khususnya investasi reksadana di PNM Sijago ya sebagai cara memperbaiki keuangan bagi milenial yang paling pas.