Artikel

Tingkat Suku Bunga Juli 2025 – Bagaimana Kinerja Produk Reksadana?

Suku Bunga Juli 2025

Tingkat suku bunga acuan mengalami penurunan di bulan Juli 2025. Kebijakan tersebut menjadi salah satu indikator utama yang memengaruhi penggerakan ekonomi, termasuk kinerja instrumen di berbagai jenis investasi reksadana.

BI Rate (Suku Bunga) Turun Jadi 5,25% di Juli 2025

Pada 16 Juli 2025, suku bunga acuan Bank Indonesia kembali dipangkas sebesar 25 bps menjadi 5,25%.

Dengan inflasi yang tetap terkendali dan nilai tukar Rupiah yang stabil, langkah yang diambil Bank Indonesia ini bukan semata-mata keputusan teknis, melainkan strategi penting untuk mendorong laju ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global.

Hal ini menjadi salah satu sentimen positif dan faktor penting dalam perekonomian Indonesia.

*Kinerja tercatat per 18 Juli 2025
*Berdasarkan kinerja masa lalu. Kinerja masa lalu tidak menjamin/mencerminkan indikasi kinerja di masa yang akan datang
*Perhitungan kinerja Reksadana PNM Optima Bulanan tanpa deviden

Efek Langsung ke Kinerja Reksadana

Penurunan suku Bungan acuan Bank Indonesia bukan hanya menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka peluang besar di pasar keuangan Indonesia. Nah, berikut jenis reksa dana yang akan membuat kamu makin cuan ketika suku bunga dipangkas:

1. Reksadana Pendapatan Tetap

Inilah bintang utama saat suku bunga turun, karena portofolionya banyak berisi obligasi. Pada saat suku bunga turun, imbal hasil obligasi akan turun yang menyebabkan harga obligasi naik.

Jika kamu mengincar potensi imbal hasil lebih tinggi dengan risiko yang masih tergolong moderat, ini saat yang tepat untuk mempertimbangkan reksadana pendapatan tetap.

2. Reksadana Pasar Uang

Return dari reksadana pasar uang mungkin akan sedikit terkoreksi karena penurunan suku bunga deposito. Produk ini tetap lebih unggul dibandingkan deposito biasa karena bebas pajak atas capital gain dan memiliki likuiditas tinggi.

Jadi jika kamu lebih mengutamakan stabilitas, ini tetap jadi pilihan bijak.

3. Reksadana Campuran 

Kinerja produk ini sangat fleksibel tergantung pada komposisi asetnya. Jika dominan obligasi, efek penurunan suku bunga tentu positif. Namun jika lebih banyak saham, performa sangat ditentukan oleh arah pasar modal.

Kalau kamu mencari keseimbangan antara risiko dan return, jenis ini bisa menjadi jalan tengah yang menarik.

4. Reksadana Saham

Penurunan suku bunga umumnya mendorong konsumsi dan daya beli masyarakat, yang berarti potensi peningkatan laba perusahaan. Ini tentu menjadi sinyal cerah bagi kinerja saham.

Jika kamu termasuk investor yang berani dan ingin menangkap peluang dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang, reksadana saham layak dipertimbangkan—dengan catatan, Anda juga siap dengan fluktuasinya.

 

Rekomendasi Produk PNM Sijago

Jangan lewatkan momentum penurunan suku bunga untuk menyusun ulang strategi keuanganmu. Saat ini adalah waktu yang ideal untuk mulai atau memperkuat langkah investasimu.

Reksa dana pendapatan tetap PNM Dana SBN II Kelas A mencatatkan kinerja paling menonjol dalam sebulan terakhir dan sepanjang 2025. Tak hanya itu, Reksa dana pendapatan tetap PNM Optima Bulanan dan PNM Amanah Syariah Kelas A juga menunjukkan pertumbuhan yang solid dan menjanjikan.

Reksa dana ini dikelola secara profesional dengan risiko yang terukur, sehingga bisa menjadi pilihan cerdas untuk memulai investasi maupun mendiversifikasi portofoliomu demi menjaga stabilitas imbal hasil jangka panjang

Related Posts