Reksadana Pasar Uang Aman di tengah Perang Rusia Ukraina, mengapa demikian? Perang agresi Rusia dengan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda berakhir meski sudah dilakukan perundingan. Malah sebaliknya, situasinya semakin memanas.
Pasalnya, berbagai negara khususnya Uni Eropa lainnya merespons hal itu. Sejumlah tindakan sanksi telah dijatuhkan untuk melumpuhkan ekonomi dan keuangan Rusia. Dari larangan ekspor hingga sanksi dikeluarkannya Rusia dari sistem pembayaran keuangan global.
Langkah ini pun semakin memberikan efek domino yang makin meluas. Termasuk di Indonesia. Menurut laporan Infovesta Utama dalam riset mingguannya yang dikeluarkan Selasa (1/3), di satu sisi perang itu akan memicu kenaikan harga komoditas energi. Buktinya, harga minyak dunia sudah menyentuh di atas level 100 dollar AS per barel.
Ini memicu kekhawatiran terhadap tekanan outlook inflasi. Sehingga, hal ini bisa memicu bank sentral mulai kembali agresif dalam kebijakan moneternya dengan menaikkan suku bunga acuannya.
Nah, dalam konteks demikian bisa dipahami kalau kinerja pasar saham sempat melemah sepekan lalu. Tercatat indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi sekitar 0,07%.
Karena itu, tak bisa dipungkiri kondisi ini ikut menekan kinerja reksa dana saham yang melemah 0,37% maupun reksa dana campuran turun 0,17%.
Sebaliknya dengan ekspektasi terhadap outlook tadi, maka kinerja reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap mencatat kinerja yang positif. Kinerja reksa dana pendapatan tetap naik tipis 0,04% dan reksa dana pasar uang paling tinggi sebesar 0,05% sepekan lalu.
Terbukti bahwa kinerja reksa dana pasar uang paling aman untuk investasi di tengah kondisi tekanan ketidakpastian global. Sehingga, reksa dana pasar uang sangat cocok buat investor pemula yang masih takut dengan risiko ketidakpastian.
Kinerja Year to Date
Kalau berdasarkan kinerja mingguan, terlihat bahwa reksa dana pasar uang tercatat paling unggul. Namun bagaimana dengan kinerja reksa dana secara year to date atau sepanjang tahun ini?
Menurut data Infovesta yang dikutip dari media online bisnis.com, kinerja reksa dana campuran tercatat masih memimpin pertumbuhan kinerja sebesar 1,24%. Lalu disusul oleh kinerja reksa dana saham dengan kenaikan 0,91%.
Sementara itu, reksa dana pasar uang mencetak pertumbuhan sekitar 0,40% dan reksa dana pendapatan tetap naik sebesar 0,26%.
Adapun sebaliknya untuk instrumen reksa dana syariah sepanjang tahun ini, reksa dana pasar uang syariah memimpin pertumbuhan dengan kenaikan sekitar 0,42% dan diikuti reksa dana pendapatan tetap syariah sebesar 0,41%.
Sementara, kinerja reksa dana syariah berbasis saham masih mencatat kinerja yang negatif. Kinerja reksa dana campuran syariah tercatat minus 0,48%, reksa dana saham syariah minus 0,00%,
Reksadana di PNM Sijago
Jadi bagaimana Reksadana Pasar Uang Aman di tengah Perang Rusia Ukraina? Meskipun secara industri kinerja reksa dana mencatat kinerja yang bervariasi, namun kinerja semua produk reksa dana di PNM Sijago tetap mampu mencatat kinerja yang positif. Bahkan, kinerja berhasil lebih unggul dibandingkan kinerja acuannya.
Simak saja, kinerja reksa dana PNM Saham Agresif 5,09% atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan indeks reksa dana saham yang naik 0,91%. Demikian pula, kinerja PNM Ekuitas Syariah tercatat tumbuh 2,86% dibandingkan acuannya yang tercatat minus 0,00%.
Kinerja produk reksa dana campuran syariah yakni PNM Syariah naik sekitar 2,12% atau jauh lebih baik dibandingkan kinerja acuannya yang minus 0,48%.
Sementara itu, produk reksa dana PNM Dana Tunai tercatat tumbuh 0,45%. Kinerja ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan acuannya indeks reksa dana pasar uang 0,40%.
Nah kalau melihat kinerja tersebut, tidak salah kalau dibilang reksa dana di PNM Sijago jadi pilihan tepat dan cerdas buat kamu investor pemula. Yuk daftar aja mudah dengan hanya download aplikasi PNM Sijago!
Penulis : Enrique
Editor : Supriyanto