Artikel

Apa itu Proses Switching pada Investasi Reksadana dan Tujuannya?

Proses Switching Investasi Reksadana

Sobat cerdas pernah kan di dalam posisi dimana kinerja dari produk reksadana yang kalian investasikan mengalami penurunan secara terus menerus? Dan ingin melakukan penjualan produk tersebut sebagai tanggapan dari scenario tersebut? Iya hal ini bisa disebut juga sebagai proses switching investasi reksadana.

Dalam investasi reksadana, tentunya kita bisa melakukan pembelian serta penjualan produk/instrumen yang kita investasikan. Namun ada hal ketiga dalam investasi reksadana, dimana kalian bisa melakukan penukaran instrumen reksadana dalam jangka waktu lebih pendek.

Jadi apa sih sebenarnya proses switching pada investasi reksadana? Simak terus artikel ini karena proses ini perlu kalian memahami dalam berinvestasi reksadana.

Pengertian Proses Switching Investasi Reksadana

Secara sederhana, proses switching investasi reksadana merupakan proses pengalihan produk reksadana yang kalian investasikan ke instrumen reksadana yang berbeda. Jadi seluruh dana yang kalian investasikan bisa dipindahkan dari 1 produk reksadana ke 1 produk reksadana yang berbeda.

Dalam konteks berinvestasi reksadana di PNM Sijago, kalian sobat cerdas yang telah mengalokasikan dana investasinya pada produk PNM Saham Unggulan bisa kalian alihkan ke produk PNM Dana SBN II Kelas A. Yang artinya kalian bisa juga memindahkan suatu jenis produk reksadana (Saham), ke jenis produk reksadana yang berbeda (Pendapatan Tetap).

Tujuan Melakukan Proses Switching Investasi Reksadana 

Mengalihkan dana investasi dari 1 produk ke produk lainnya memang terdengar tidak ada manfaat. Namun sebenarnya proses switching pada investasi reksadana itu ada beberapa tujuannya loh. Berikut adalah tujuan-tujuannya.

1. Mengoptimalkan Kinerja Portfolio Reksadana 

Dengan adanya proses switching, kalian para investor dapat memindahkan dana investasi dari instrumen yang kinerjanya menurun ke instrumen lainnya yang kinerjnya lebih optimal. Keunggulan tersebut bisa diperhatikan dari contoh yang sudah disebutkan diatas.

Intinya kalian bisa meminimalisir risiko dari penurunan kinerja instrumen reksadana dengan cara melakukan proses switching pada investasi reksadana. Sehingga dapat mengoptimalkan kinerja pada portfolio investasi reksadana secara keseluruhan.

2. Melakukan Diversifikasi Portfolio Lebih Lanjut 

Disamping mengoptimalkan portfolio investasi, kalian juga bisa mendiversifikasi portfolio investasi lebih lanjut dengan cara melaksanakan proses switching.

Dengan melakukan pengalihan dana ke reksa dana yang merupakan jenis yang berbeda, investor dapat menyebar risiko dan potensi keuntungan ke berbagai instrumen atau sektor pasar. Yang tadinya hanya berinvestasi kepada 1 instrumen, kalian bisa mengalihkan dana investasinya ke 2 atau 3 instrumen yang berbeda.

3. Pengelolaan Risiko pada Investasi Reksadana

BACA JUGA: Memahami Lebih Dalam Artinya Fluktuasi pada Investasi Reksadana, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Investasi reksadana secara keseluruhan akan memiliki risiko fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam factor seperti kondisi ekonomi, masalah politik, perkemabangan industri, ataupun factor yang tidak berlangsung seperti bencana alam.

Nah, faktor-faktor tersebut dapat memberi pengaruh positif ataupun negatif terhadap kinerja instrumen reksadana. Sehingga Investor merasa perlu untuk melakukan switching ke reksadana yang lebih konservatif untuk mengurangi risiko portofolio mereka.

4. Penyusuaian Tujuan Investasi dan Profil Risiko

Dalam hidup pasti ada perubahan rencana. Mau itu rencana jangka pendek ataupun rencana jangka panjang. Dan jika tujuan-tujuan tersebut melibatkan keuangan dan investasi, proses switching akan tersedia untuk menyusuaikan tujuan-tujuan para investor.

Contohnya seorang investor butuh dana lebih banyak karena ada kebutuhan tambahan dalam hidup. Sehingga dia memutuskan untuk mengalihkan dana dari reksadana campuran ke reksadana saham.

Disamping pengalihan tujuan investasi atau keuangan, profil risiko juga bisa keikutan berubah. Karena pengalihan dana investasinya bisa beralih ke produk reksadana yang risiko rendah ataupun ke produk reksadana yang risiko tinggi.

5. Melakukan Rebalencing pada Portfolio Investasi

 Portofolio investasi perlu di-rebalance secara berkala agar tetap sesuai dengan alokasi aset yang diinginkan. Jika nilai salah satu instrumen dalam portofolio meningkat secara signifikan, investor mungkin perlu melakukan switching untuk mengembalikan keseimbangan yang sesuai antara berbagai jenis reksadana.

Penutup

Sampai disini sudah mengerti kan proses switching pada investasi reksadana dan tujuannya? Manfaat-manfaat yang termasuk dalam proses switching itu secara keseluruhan dapat memberi kenyamanan untuk para investor reksadana. Termasuk kalian juga nih sobat cardas!

Namun perlu diketahui bahwa ada syarat dan ketentuan yang berlaku dalam melakukan proses switching pada investasi reksadana.

Yuk sobat cerdas! Mulai memaksimakan keuntungan di PNM Sijago dengan cara mempergunakan fitur Switching pada investasi reksadana.

 

Related Posts