Jumlah investor di pasar modal Indonesia terus meningkat. Pada awal tahun ini tren kenaikan terus berlanjut. Hingga Januari 2022 tercatat jumlah investor bertambah ratusan ribu menjadi sekitar 7,8 juta investor.
Menariknya, kenaikan jumlah investor tersebut didominasi dari kalangan generasi milenial dan Gen-Z. Bukan hanya di saham, tetapi juga investor di industri reksa dana. Dengan kata lain, kalangan milenial dan Gen-Z semakin melek dengan investasi keuangan.
Nah, kalian yang belum berinvestasi di pasar modal apakah tidak ingin juga berinvestasi? Kalau kalian pengin, jangan sampai karena hanya ikut-ikutan saja alias FOMO (fear of missing out)! Tetapi, kalian harus benar-benar memahami dulu apa dan bagaimana investasi di pasar modal, khususnya dalam instrumen saham ataupun reksa dana.
Memang untuk dapat menciptakan kekayaan, kalian bisa pilih berinvestasi langsung di saham perusahaan yang bagus ataupun berinvestasi di dalamnya melalui Reksa Dana. Toh, dari kedua itu kekayaan dapat diciptakan ketika kalian beli saham perusahaan untuk mengembangkan bisnis mereka dan menciptakan nilai bagi kita. Investasi saham dan reksa dana khususnya jenis saham ini bisa menghasilkan tingkat keuntungan (return) yang relatif lebih tinggi.
Risiko
Meski demikian, investasi saham dan reksa dana ada bedanya. Investasi langsung ke saham punya unsur risiko yang relatif lebih tinggi. Kalian perlu riset untuk memilih saham dengan meneliti perusahaan dan sektornya. Ini adalah tugas yang sangat besar untuk memilih beberapa saham perusahaan dari sekian banyak yang terdaftar di bursa. Selanjutnya kalian juga masih perlu mencermati kinerja setiap saham.
Di Reksa Dana, pemilihan instrumen saham dilakukan oleh manajer investasi yang sudah profesional di bidang ini. Kalian tinggal melihat kinerja nilai reksa dana kalian, bukan saham-saham dalam reksa dana tersebut.
Flesibilitas
Dengan reksa dana, kalian juga memiliki fleksibilitas investasi, tidak seperti saham. Kalian bisa memilih reksa dana berdasarkan jenis dan profil risiko investornya. Reksa dana memiliki banyak jenis seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham dan reksa dana campuran.
Risiko Volatilitas
Demikian pula, di sisi risikonya investasi saham lebih tinggi dibanding reksa dana. Mengapa? Ya karena reksa dana saham misalnya berisi beberapa instrumen saham perusahaan. Sehingga, bila salah satu saham dalam reksa dana mengalami penurunan, maka risiko turunnya nilai investasi masih bisa ditutupi oleh saham-saham lainnya.
Pada reksa dana kalian juga dibantu mengatasi risiko volatilitas tersebut. Caranya, kalian menginvestasikan uang dengan jumlah dari yang kecil secara rutin dan teratur melalui PNM Sijago.
Sifat Investasi
Kalau kalian melakukan investasi saham dari sebuah perusahaan yang tercatat di bursa, kamu bisa melakukan dengan 2 tujuan. Pertama, hal ini benar-benar dimaksudkan untuk investasi dalam periode waktu tertentu yang biasanya agak panjang. Kedua, investasi saham bisa dimaksudkan untuk jangka sangat pendek yakni untuk aktivitas trading di bursa demi mencari keuntungan jangka pendek.
Tapi untuk investasi reksa dana, kalian benar-benar dimaksudkan untuk investasi pada periode tertentu sesuai dengan tujuan investasi. Bila kalian masih bingung bagaimana investasi reksa dana sesuai tujuannya, kalian bisa klik fitur Goal Planner baik di aplikasi PNM Sijago ataupun di website www.sijago.pnmim.comya!
Nah, sekarang kalian sudah paham bagaimana perbedaan investasi di instrumen saham dan reksa dana. Sebagai investor pemula, kalian sebaiknya belajar berinvestasi dengan investasi di reksa dana dulu. Pasalnya, reksa dana memang merupakan produk investasi yang dirancang khusus buat kalian yang belum mengetahui seluk beluk investasi di pasar modal atau masih menjadi investor pemula.
Bila nantinya kalian sudah cerdas berinvestasi di reksa dana, kalian bisa naik level dengan berinvestasi langsung di pasar modal. Agar kamu bisa cerdas investasi, mulai aja sekarang download aplikasi PNM Sijago – Investasi Cerdas.
Penulis : Enrique
Editor : Supriyanto