Artikel

Perhatikan 7 Hal Penting Ini Sebelum Investasi untuk Pemula

investasi untuk pemula

Hal Penting investasi untuk pemula bisa menjadi salah satu pilihan menjanjikan bagi siapa saja yang ingin meraih keuntungan finansial jangka panjang. Namun memulai perjalanan tersebut, ada banyak hal yang perlu diketahui terkait investasi untuk pemula agar tidak salah langkah dan merugi.

Jika Anda salah satu yang masih merasa bingung dengan seluk beluk investasi, maka tidak perlu khawatir. Pasalnya dalam artikel ini, akan dibahas apa saja yang perlu dipelajari sebelum mulai berinvestasi, terutama bagi pemula.

Jadi, pastikan Anda menyimak artikel ini untuk mengetahui tips-tips dalam Hal yang Penting investasi untuk pemula ya!

7 Hal Penting Sebelum Mulai Investasi untuk Pemula

Hal Penting investasi untuk pemula berikut, perlu dipahami dengan baik oleh calon investor agar tidak salah langkah saat memulai investasi.

1. Memahami Apa itu Investasi

Bagi investor pemula yang belum berpengalaman dalam bidang investasi, perlu banyak membaca referensi tentang investasi agar tidak salah langkah. Anda harus memahami konsep pengertian yang digunakan dalam dunia investasi, seperti risiko, imbal hasil, dan likuiditas.

Berdasarkan definisi Otoritas Jasa Keuangan, investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.

Terkait tujuan untuk memperoleh keuntungan, investasi berbeda dengan spekulasi. Kalau spekulasi, keuntungan diperoleh dari ekspektasi kenaikan harga aset investasi saja. Tapi kalau investasi, keuntungan diperoleh dari adanya arus kas masuk maupun kenaikan harga aset.

Agar lebih jelas lagi, lihat contoh berikut ini. Ketika Anda membeli aset rumah dan didiamkan untuk dijual nantinya untuk mengharapkan ada keuntungan dari kenaikan harga rumah, maka ini disebut dengan spekulasi.

Tapi ketika rumah yang dibeli itu disewakan dan Anda memperoleh pendapatan dari uang sewa baik itu secara bulanan atau tahunan dan suatu saat nanti dijual dengan harga yang lebih tinggi, maka hal itu disebut investasi.

2. Tujuan Berinvestasi

Sebelum mulai berinvestasi buatlah tujuan yang jelas dan sistematis. Sebab hal tersebut akan berpengaruh pada keberhasilan investasi di masa mendatang. Banyak investor gagal karena hanya memikirkan keuntungan tanpa memikirkan risiko apa yang akan dihadapi.

Dari pengertian investasi tersebut, ditegaskan bahwa investasi merupakan aktivitas menanamkan modal ke dalam aset tertentu dalam jangka panjang. Dikatakan sebagai jangka panjang, investasi dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk memenuhi tujuan keuangan investor. Misalnya investasi untuk menikah, umroh, biaya pendidikan anak ataupun membeli rumah dan lainnya.

Dengan kata lain, berinvestasi memiliki tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan di masa depan dari hasil keuntungan finansial. Misalnya memberikan proteksi terhadap aset dari tekanan inflasi, memiliki dana darurat, menyiapkan dana pensiun dan lainnya.

3. Mencari Tahu Keuntungan yang Bisa Diperoleh dari Investasi

Setiap instrumen investasi memiliki keuntungan yang berbeda-beda. Misalnya dalam investasi saham, terdapat beberapa keuntungan saat berinvestasi saham yakni pembagian dividen dan capital gain. Pembagian dividen diperoleh dari perusahaan tempat menanamkan modal. Sedangkan capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh investor dari adanya kenaikan harga saham.

Bila Anda tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mendapatkan capital gain dalam berinvestasi saham secara langsung, tidak perlu bingung. Dengan berinvestasi reksadana, Anda akan dibantu oleh manajer investasi untuk memiliki peluang mendapatkan capital gain.

4. Menetapkan Target Investasi

Saat akan mulai berinvestasi sebaiknya tentukan target atau keuntungan yang ingin dicapai. Sehingga, investasi bisa lebih terarah menuju tujuan target yang telah ditetapkan di awal investasi. Menetapkan target, juga dapat membantu Anda dalam mengevaluasi performa investasi.

Biasanya, target investasi ini berkaitan dengan durasi waktu (time horizon). Ini akan menentukan jenis investasi yang bisa dipilih. Berdasarkan target waktu, investasi bisa ditetapkan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Investasi jangka pendek biasanya memiliki durasi waktu kurang dari 1 tahun. Anda bisa pilih instrumen investasi seperti reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, deposito.

Investasi jangka menengah memiliki jangka waktu 1 hingga 3 atau 5 tahun. Investasi untuk jangka menengah yang cocok adalah reksadana pendepatan tetap, reksadana campuran, obligasi, sukuk.

Adapun investasi jangka panjang memiliki waktu di atas 5 tahun. Ini sangat cocok untuk Anda yang memiliki tujuan keuangan seperti membeli rumah, biaya pendidikan anak, dana pensiun, dan lainnya. Instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang adalah saham atau reksadana saham.

5. Toleransi Diri Terhadap Risiko

Mengetahui tingkat toleransi diri terhadap risiko (risk profile) akan sangat membantu dalam proses pemilihan instrumen investasi yang paling tepat. Jika memilih instrumen investasi dengan imbal hasil yang tinggi, maka Anda harus siap dengan risiko yang tinggi juga.

Profil risiko ini biasanya dibedakan menjadi 3 yakni konservatif, moderat dan agresif. Dikatakan konservatif bila Anda tidak suka atau cenderung menghindari risiko. Moderat adalah profil risiko yang bisa menerima risiko tetapi tetap sangat hati-hati terhadap risiko. Dikatakan agresif bila Anda suka menerima risiko.

Mengenal profil risiko ini sangat penting. Pasalnya, profil risiko ini menjadi dasar utama untuk memilih jenis investasi. Misalnya, profil risiko konservatif sebaiknya berinvestasi di reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap, deposito. Investasi untuk profil risiko moderat berupa obligasi atau reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran. Sementara orang dengan profil risiko agresif bisa memilih investasi di saham ataupun reksadana jenis saham.

6. Menentukan Siapa yang Mengelola Investasi

Saat ini, sudah banyak manajer investasi maupun penasihat keuangan yang bisa membantu investor dalam mengelola investasi. Biaya yang dikeluarkan akan lebih rendah jika dikelola sendiri. Namun bila Anda tidak memiliki pengetahuan dan waktu untuk berinvestasi, bisa dibantu oleh manajer investasi dalam proses investasi untuk pemula.

Oleh karena itu, sebelum Anda berinvestasi di reksadana sangat penting Anda menentukan manajer investasi agar dapat aman dan nyaman. Untuk memilih manajer investasi, Anda dapat melihat reputasinya. Misalnya manajer investasi itu memiliki pengalaman panjang lebih dari 20 tahun dalam mengelola reksadana, memiliki kinerja dana kelolaan yang tumbuh baik dan lainnya.

7. Pilih Jenis Investasi yang Paling Tepat

Ada banyak sekali jenis instrumen investasi yang bisa dipilih oleh calon investor seperti reksadana, saham, obligasi, sukuk, properti, dan masih banyak lagi. Pilih jenis instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda.

Dari sini, Anda sebaiknya jangan mudah memaksakan diri atau mudah tergiur untuk mendapatkan iming-iming keuntungan besar dan berlipat yang tidak masuk akal. Biasanya, investasi yang menawarkan atau menjanjikan keuntungan besar adalah investasi bodong.

Untuk itu, sangat penting Anda pelajari terlebih dahulu jenis investasi tersebut, sehingga dapat meminimalisir risiko kehilangan uang dan mempermudah proses investasi.

Untuk menjadi investor yang sukses, pemahaman yang baik mengenai berbagai aspek investasi sangat penting, terutama untuk investor pemula. Namun, tak perlu khawatir lagi jika masih bingung memilih investasi yang tepat. Karena kini, PNM  Sijago hadir untuk membantu memandu investasi Anda meraih kesuksesan.

Jangan ragu untuk mengkonsultasikan rencana investasi Anda dengan customer service PNM Sijago di WA 081919517460 atau email sijago@pnmim.com. Kami akan membantu memilih instrumen investasi reksadana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan Anda.