Artikel

Cara Menghitung Keuntungan Investasi Reksadana Agar Makin Cuan

menghitung keuntungan investasi reksadana

Investasi reksadana kini menjadi salah satu pilihan investasi yang paling banyak diminati di kalangan masyarakat, khususnya kaum milenial. Selain lebih terjangkau, reksadana juga memiliki rasio risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi saham atau obligasi.

Namun bagi sebagian orang, menghitung keuntungan investasi reksadana masih menjadi hal yang cukup membingungkan. Padahal, dengan mengetahui cara menghitung keuntungan investasi reksadana yang benar, Anda bisa memaksimalkan potensi keuntungan dari investasi tersebut agar semakin cuan.

Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara menghitung keuntungan investasi reksadana dengan tepat!

Persentase Keuntungan Reksadana

Salah satu cara untuk mengetahui seberapa menguntungkannya investasi reksadana yang Anda lakukan, adalah dengan melihat persentase keuntungan. Persentase keuntungan ini bisa menjadi indikator seberapa besar kenaikan nilai investasi reksadana Anda dari waktu ke waktu.

Berikut merupakan data persentase keuntungan reksadana.

Reksadana Pasar Uang Reksadana Pendapatan Tetap Reksadana Campuran Reksadana Saham
Tingkat Risiko Reksadana Rendah Sedang menengah Tinggi
Persentase Return per Tahun*) 4,5 – 5 % 7 – 9% 10 – 12% 15 – 20%

*) Disclaimer : Tingkat keuntungan per tahun berdasarkan data historis dan bukan merupakan janji.

NAB dan NAB UP

  • NAB

Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan jumlah dana yang dikelola oleh suatu reksadana, yang sudah mencakup kas, deposito, saham dan obligasi. NAB dapat berubah setiap hari karena nilai investasi di pasar selalu berfluktuasi (naik atau turun). NAB disebut juga sebagai NAV (Net Aset Value) karena dihitung berdasarkan total aset dalam reksadana dikurangi biaya-biaya operasional.

Cara Menghitung NAB (Nilai Aktiva Bersih) adalah sebagai berikut:

NAB = Total aset dalam portofolio + biaya pencadangan bunga aset – biaya operasional reksadana

  • NAB UP

Merupakan harga wajar dari sebuah portofolio reksadana yang sudah bersih dibagi jumlah Unit Penyertaan / UP yang dimiliki investor saat itu.

  • Contoh Menghitung Kepemilikan dan Keuntungan Investasi Reksadana

Contoh A:

Erick menginvestasikan dana sebesar Rp2.000.000 pada reksadana tetap X dengan NAB UP sebesar Rp2.327. Maka jumlah unit penyertaan yang akan diperoleh Erick adalah sebagai berikut:

Rp2.000.000 : Rp2.327 = 859,47 unit.

 

Contoh B:

Selang waktu satu tahun NAB UP reksadana pendapatan tetap X naik menjadi Rp5.000 (53,46%). Erick ingin menjual seluruh unit penyertaan tersebut. Maka cara menghitung keuntungan investasi reksadana adalah sebagai berikut:

Rp5.000 X 859,47 = Rp4.297.350

Jadi keuntungan yang diperoleh Erick = Rp4.297.350 – Rp2.000.000 = Rp2.297.350 atau setara 14,87%.

 

Contoh C:

Jika dalam satu tahun NAB UP reksadana tetap X turun menjadi Rp2.000, yang berarti terjadi penurunan sebesar 16,35% maka Erick akan menderita kerugian sebagai berikut:

Rp2.000 X 859,47 = Rp1.718.940

Jadi kerugian Erick = Rp2.000.000 – Rp1.718.940 = Rp281.060.

Cara Menghitung Reksadana Berdasarkan Kalkulator Investasi

Biasanya, perusahaan manajer investasi atau aplikasi online yang menjual reksadana menyediakan kalkulator reksadana. Ini berguna untuk memudahkan investor dalam menghitung keuntungan yang akan diperoleh.

Berikut contoh hitungan dari salah satu kalkulator aplikasi online.

Jamie mengalokasikan dana untuk investasi reksadana sebesar Rp500 ribu setiap bulan selama 4 tahun dengan keuntungan tahunan sebesar 10%. Maka perkiraan hasil investasinya sekitar Rp30.099768.

Untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai cara menghitung keuntungan investasi reksadana, silahkan hubungi customer service  PNM Sijago dan pilih jenis investasi yang diinginkan. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui berapa perkiraan keuntungan yang akan diperoleh.